Mekanisme Reaksi Sn 1
Pada pembahasan reaksi Sn 2, adanya
rintangan sterik yang menyebabkan alkil halida tersier tidak dapat bereaksi
secara Sn 2. Untuk itu, ternyata alkil halida tersier mampu mengalami
substitusi dengan suatu mekanisme yang berlainan yang dinamakan reaksi Sn 1.
Lalu apa sih reaksi Sn 1 itu?
Reaksi SN1 adalah reaksi substitusi nukleofilik di
mana langkah penentuan laju unimolecular. SN1 adalah singkatan dari “unimolecular nucleophilic substitusi”. Reaksi SN1 unimolecular memiliki makna bahwa laju reaksi ini hanya tergantung pada konsentrasi satu reaktan. Dengan demikian, persamaan laju (yang menyatakan umumnya bahwa reaksi SN1 tergantung pada
elektrofil
dan pengaruh konsentrasi nukleofil pada laju keseluruhan reaksi Sn 1 sangat
kecil) berlaku dalam situasi
di mana jumlah nukleofil jauh lebih besar daripada jumlah perantara
karbokation. Reaksi SN1 sering
disebut sebagai mekanisme disosiatif dalam kimia anorganik.
Mekanisme
Reaksi Sn 1
Reaksi
Sn 1 adalah suatu reaksi ion dikarenakan pada reaksi ini akan melibatkan
ionisasi sehingga pada reaksi ini akan dibantu oleh pelarut polar seperti H2O
yang akan menstabilkan ion dengan cara solvasi (solvation). Berikut
efek pelarut pada reaksi Sn 1
Ø
Pelarut
yang sangat berperan dalam pembentukan perantara karbokation akan mempercepat
langkah penentuan laju reaksi SN1.
Ø
Pelarut
yang disukai untuk jenis reaksi Sn 1 adalah protik dan polar. Pelarut protik sendiri adalah pelarut yang memiliki atom hidrogen yang terikat pada
oksigen, nitrogen atau fluor dan memiliki kemampuan mengikat hidrogen.
Contohnya adalah air.
Ø
Contoh-contoh
pelarut yang digunakan dalam reaksi SN1 antara lain
air dan alkohol. Pelarut ini juga akan
bertindak sebagai nukleofil.
Sebagai contoh yakni mekanisme
reaksi Sn 1 pada hidrolisis butil bromida tersier sebagai berikut :
Tahap 1
Ikatan karbon-bromin pada
reaksi dibawah merupakan ikatan kovalen polar. Pembelahan ikatan ini
memungkinkan pengangkatan gugus pergi (ion bromida). Ketika ion bromida
meninggalkan butil bromida tersier, zat antara karbokation akan terbentuk dan putusnya
ikatan karbon-brom adalah peristiwa endotermik. Reaksi pada tahap ini
berlangsung lambat.
Tahap 2
Pada tahap ini kedua mekanisme
reaksi SN1, karbokation diserang oleh nukleofil. Dan dikarenakan pelarut yang
digunakan pada reaksi ini adalah air maka zat antara ion oksonium terbentuk. Dikarenakan
pelarut yang digunakan (air) bersifat netral, maka terjadi tahap ketiga yakni
deprotonasi. Reaksi pada tahap ini berlangsung cepat.
Tahap 3
Muatan positif pada karbokation
dialihkan ke oksigen pada langkah sebelumnya. Pada tahap ini pelarut air akan bertindak
sebagai basa dan mendeprotonasi (melepaskan proton) ion oksonium untuk menghasilkan
alkohol yang dibutuhkan bersama dengan ion hidronium sebagai produk. Reaksi pada
tahap ini berlangsung cepat.
Stereokimia suatu Reaksi SN1
Perantara karbokation yang
terbentuk pada langkah 1 dari mekanisme reaksi SN1 adalah karbon hibridisasi
sp2. Geometri molekulernya adalah trigonal planar, sehingga air mempunyai peluang menyerang dari dua sisi
(depan dan belakang) oleh karena itu akan memungkinkan
untuk dua titik serangan nukleofilik yang berbeda yakni dari kiri dan kanan.
Jika reaksi terjadi di
stereocenter dan jika tidak ada jalan untuk serangan nukleofilik yang lebih
disukai, maka karbokationakan diserang secara sama dari kedua sisi sehingga
akan menghasilkan rasio yang sama antara enansiomer tangan kiri dan tangan
kanan. Sehingga alkil halida tersier dapat bereaksi dengan alkohol tersier untuk menjalani reaksi substitusi nukleofilik.
Permasalahan
- Mengapa pada reaksi Sn 1 pengaruh konsentrasi nukleofil pada laju keseluruhan reaksi Sn 1 sangat kecil sehingga laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi alkil halida?
- Mengapa tahap 2 dan 3 pada reaksi Sn 1 hidrolisis butil bromida tersier berlangsung sangat cepat?
- Pada tahap 2 reaksi Sn 1 hidrolisis butil bromida tersier diatas, pelarut yang digunakan pada reaksi tersebut adalah air (bersifat netral) sehingga akan terjadi tahap ketiga yakni deprotonasi. Bagaimana mekanisme jika pelarut air pada reaksi tersebut diganti dengan pelarut yang bukan air?
Assalamualaikum wr.wb
BalasHapusNama saya Firda Oetary (A1C118021) saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari yang no 3 .
Menurut literatur yang saya baca bahwa pelarut yang biasa digunakan dalam reaksi SN 1 itu bersifat polar dan protik. Nah pelarut polar protik itu meliputi air dan alkohol,yang juga dapat bertindak sebagai nukleofil.
Jadi, mekanisme nya tetap sama hanya saja yang berbeda itu palarutnya ,kita bisa menggunakan plearut selain air yaitu alkohol, disitu juga akan terjadi deprotonasi.
Terima kasih
saya Vika Seputri akan mencoba menjawab permasalahan no.2
BalasHapusmenurut jurnal yang saya baca reaksi berlangsung cepat bila gugus pada substrat merupakan alkil tersier. Hal ini terjadi karena reaksi SN1 berlangsung melalui karbokation sehingga urutan reaktivitasnya sama dengan urutan kestabilan karbokation (tersier > sekunder > primer) artinya semakin mudah pembentukan karbokation, maka semakin cepat reaksi berlangsung.
Terima Kasih:)